Sumbangan umat Islam Spanyol dalam pengembangan intelektual dan berbagai penelitian ilmiah tidak hanya berguna bagi umat Islam di negeri Masyriq, tetapi juga bagi seluruh manusia. Cordova merupakan sentral intelektual di Eropa dengan hadirnya perguruan-perguruan tinggi Islam yang amat terkenal dalam berbagai bidang. Ketika itu orang-orang Eropa datang belajar di Cordova dan mereka bangga belajar di negara tersebut sebagaimana kebanggaan umat Islam yang saat sekarang belajar di Eropa. Islam pada saat itu menjadi guru bagi orang-orang Eropa Kristen.
Spanyol merupakan tempat paling strategis bagi Eropa pada saat itu untuk menggali peradaban Islam yang tak tertandingi, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian maupun peradaban antarnegara. Orang-orang Eropa menjadi saksi sejarah bahwa Spanyol di bawah panji Islam jauh meninggalkan negara tetangganya terutama di bidang pemikiran dan sains.
Uraian di atas, memberikan inspirasi terhadap pemakalah untuk lebih jauh meneropong bagaimana prosesi masuknya Islam ke Spanyol, perkembangannya, serta kemajuan dan kemundurannya.
Asal-Usul Islam di Spanyol
Kondisi sosial dan politik Spanyol sebelum kedatangan Islam merupakan pembuka jalan bagi penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam. Struktur sosialnya dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Bangsa ini telah terkotak-kotak yang secara garis besar dapat dibagi kepada dua kelas. Pertama, kelas bangsawan (Borjois) merupakan kelas yang diistimewakan dan dikecualikan dari pembayaran pajak. Kedua, kelas yang redah yaitu mayoritas penduduk yang jumlahnya sangat besar, dibiarkan hidup berantakan dan kesengsaraan. Keadaan negeri ini di bawah kekuasaan Raja Goth yakni kekaisaran Visigoth (419-711 M) membuat masyarakat diliputi kemiskinan, penderitaan dan ketidakadilan. Dalam keadaan seperti ini mereka mencari sang pembebas dan akhirnya mereka menemukan Islam.
Spanyol sebelum penaklukkannya, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya salah-satu propensi dari dinasti Bani Umayyah. Hal ini telah terjadi pada masa Khalifa Abdul Malik (685-705 M.) Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan Ibnu Nu’man al-Gassani menjadi gubernur di daerah itu. Penguasa Afrika Utara sebagai batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukkan wilayah Spanyol.
Dalam proses penaklukkan, Spanyol dikenal dengan tiga pahlawan besar yaitu Thariq Ibnu Malik, Thariq bin Ziyad dan Musa Ibnu Nuzair. Yang disebut sebagai tokoh Yang kedua lebih dikenal sebagai penakluk Spanyol. Pasukan Thariq terdiri dari Barbar dan sebagian dari orang Arab yang dikirim oleh khalifah Abdul Walid. Di bawah pimpinan Thariq sebuah gunung tempat pertama kali Thariq bersama pasukan mendarat yang dikenal dengan Giblartar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah tersebut, maka terbuka lebarlah pintu untuk memasuki Spanyol.
Pada tahun 711 M, Islam secara resmi masuk Spanyol dimana Thariq dapat mengalahkan Raja Roderick dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakka. Thariq kemudian menaklukkan kota-kota penting seperti Granada, Saville dan Toledo. Mendengar keberhasilan Thariq, Musa Ibnu Nuzhair berangkat ke Spanyol dengan sejumlah pasukan dengan niat membantu Thariq, maka melebarlah wilayah Islam di Spanyol.
Perkembangan Islam di Spanyol
1. Masa Kefakuman
Pada tahap awal semenjak jadi kekuasaan Islam, Spanyol diperintah oleh wali-wali yang diangkat oleh Bani Umayyah di Damaskus. Pada periode ini kondisi sosial politik Spanyol masih diwarnai perselisihan disebabkan karena pluralitas etnis dan golongan. Selain itu juga timbul gangguan dari sisa-sisa musuh Islam yang tinggal di daerah pedalaman Spanyol. Di samping itu juga terjadi benturan-benturan pandangan antara pemerintah di Damaskus dan di Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengklaim dirinya berhak menguasai Spanyol. Konsekkuenasinya terjadi dua puluh kali pergantian gubernur dalam jangka yang amat singkat. Perang saudara juga tak terelakkan akibat isu SARA terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua kelompok yang terus berseteru yaitu suku Arab Utara (Qais) dan Arab Yunani (Arab Selatan.
Komplexitas persoalan yang dihadapi umat Islam pada waktu itu baik dari dalam mau pun dari luar membut lumpu kegiatan pembangunan dalam berbagai bidang. Aktifitas pemerintah tidak mewarnai perjalanan kekuasaan Islam. Periode ini berlangsung pada 711-755 M jadi selama 44 tahun terjadi kevakuman pembangunan.
2. Deklarasi Pemerintahan Amir(755-912 M)
Ketika pada tahun 750 M, Marwan II, khalifah terakhir Bani Umayyah menerima kekalahan pemberontakan Bani Abbasyiah yang dipimpin oleh Abbas as-Saffah dan akhirnya menobatkan diri sebagai khalifa pertama Bani Abbas. Disebabkan dendam yang begitu lama, Abu Abbas As-Saffah memburu keluarga Bani Umayyah sampai kepada akar-akarnya. Salah seorang diantara Bani Umayyah yang lolos dari pembalasan dendam yang keji itu adalah Abdurrahman ad-Dakhili. Ia adalah cucu khalifah Bani Umayyah yang ke-10 yaitu Hisyam. Pengembaraan Abdurrahman berakhir di Spanyol dengan memperoleh dukungan dan sambutan hangat. Untuk memproklamirkan dirinya sebagai penguasa Spanyol. maka Abdurrahman bertempur melawan gubernur Abbasiyah di Spanyol yang dimenangkan oleh Abdurrahman, maka secara langsung ia menempatkan dirinya sebagai penguasa yang merdeka yang bergelar Amir tahun 756 M, yang tidak mempunyai hubungan politik terhadap pemerintahan Bani Abbisyah di Bagdad. Jadi dalam masa enam tahun keruntuhan Bani Umayyah dan digantikan oleh Abbasiyah, maka lahirlah Neo Umayyah (bahasa penulis) di Spanyol.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh para penerus Abdurrahman ad-Dakhil juga membawa kemajuan-kemajuan bagin Spanyol. Hisyam I sebagai Amir ke-2 dikenal berjasa dalam meneggakkan hukun Islam. Hakam dikenal sebagai pembaharu dibidang meliter dan Abdurrahman ia populer karena kecintaannya kepada ilmu pengetahuan. Pemikiran filsafat sudah mulai mewarnai periode ini. Kegiatan ilmiah semarak dengan hadirnya ahli-ahli dari dunia Islam lain.
Ketika Abdurrahman II meninggal pada tahun 852 M, amir-amir yang datang selanjutnya, yaitu Muhammad I (852-886 M), al-Mundir (886-888 M) dan Abdullah (888-912 M) menghadapi banyak tantangan. Konflik politik yang paling dahsyat pada masa ini menurut Watt adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafsun yang berpusat di pegunungan dekat Malaga. Pendeknya tiga periode ini diwarnai dengan pemberontakan baik dari dalam maupun dari luar, sehingga pembangunan saat itu tidak berkembang.
3. Pengembalian Gelar Khalifah (912-1025 M.)
Pengembalian gelar khalifa dalam sistem politik umat Islam di Spanyol adalah langkah berani yang ditempuh Abdurrahman III (912-961 M) yang bergelar al-Nasir li dinillah (penegak agama Allah). Langkah ini dilakukan dengan satu alasan bahwa Khlifa Bani Abbasyiah diambang kehacuran sehingga dianggap pantas memakai gelar khalifa yang hilang sejak kekuasaan Bani Umayyah. pada tahun 929 M, raja-raja yang berkuasa pada waktu terserbut sudah memakai khalifah.
Abdurrahman adalah khalifah yang paling hebat sepanjang kekuasaan Islam di Spanyol. Pada masanya Spanyol mencapai puncak kejayaan menyaingi kajayaan daulah Bani Abbasyiah. Ia juga menggabungkan antara kultur antara Abbasyiah, bagdad dan kultur Spanyol. Abdurrahman juga mendirikan Universitas Cordova yang perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Masyarakat dapat menikmati pembangunan kota yang berlangsung secara cepat.
Kemajuan dalam bidang ekonomi membuat Abdurrahman mudah melancarkan kegiatan pembanguna, pertanian, industi, perdagangan dan pendidikan mengalami kemajuan yang pesat. Di bawah panji pemerintahannya, Spanyol mengalami kemajuan peradaban yang menakjubkan, khususnya di bidang arsitektur. Kemasyhurannya sebagai penguasa dikenal sampai Konstantinopel, Jerman, Itali. Duta-duta negara lain datang kepada khalifah. Dia disejajarkan Raja Akbar dari India,Umar bin Khattab dan Harun al-Rasyid. Dia termasuk penguasa terbaik dunia.
Pada tahap perkembangan selanjutnya, ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Kekuasaan dipegang oleh para pejabat yang rakus. Hisyam layaknya boneka yang bergantung pada majikannya. Dalam beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur, dilanda kekacaun dan menyulut kahancuran. Akhirnya pada tahun 1013 M, dewan menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketikan itu Spanyol terpecah-pecah menjadi dinasti-dinasti kecil yang berpusat pada beberapa kota.
Catatan: Donwload makalah lengkapnya, dalam versi ms.word
0 comments:
Posting Komentar
Silakan titip komentar anda..